Assalamu'alaikum.
Gak berasa ya, kita sudah berpuasa sebulan penuh lamanya. Itu artinya lebaran tiba. Yeaaaaaaaay.
Ngomong-ngomong, lebaran adalah saat yang selalu aku tunggu-tunggu waktu aku masih kecil dulu. Soalnya setiap kali lebaran aku bisa dapat banyak salam tempel dari budhe-budhe dan bulek-bulek. Lumayan uangnya bisa dibuat beli tas dan buku bacaan baru setiap tahunnya. Tapi itu dulu waktu aku masih imut-imut. Sekarang kan sudah... ehem... amit-amit.. Tapi gakpapa, walaupun amit-amit gini yang penting sudah laku. Daripada situ, kece sih, tapi kok gak laku-laku. Hehehe, bercanda😜.
Baca juga: Cinta Kepentok Weton
Lebaran Bagiku
![]() |
pexels/mentatdgt |
Walaupun sudah gak bakalan dapat salam tempel lagi, tapi lebaran tetap menjadi saat yang aku tunggu-tunggu. Itu karena saat lebaran lah kami sekeluarga besar bisa kumpul-kumpul secara komplit. Maklum, banyak anggota keluarga yang merantau. Aku di Sidoarjo, dua bulek ada di Bandung, ada pakdhe di Tarakan, ada juga sepupu yang di Makassar dan di Magetan. Jadi momentum lebaran itu adalah saatnya kami saling bersilaturahmi, saling bermaaf-maafan, dan saling kangen-kangenan.
Gak cuma itu aja, rek. Yang aku suka dari lebaran adalah karena saat lebaran bakal ada makan besar setelah shalat ied di kediaman Mbah Kakung. Menunya macam-macam. Ada sate ayam, kupat sayur, opor ayam, ayam bumbu rujak, sop ayam kampung, dan lain sebagainya. Khas momen lebaran banget pokoknya. Apalagi yang masak budheku dengan resep turun temurun dari nenek moyang, jadi rasanya tidak diragukan lagi. Uenak banget. Duh, ngebayangin makanan-makanan itu aku jadi mulai ngiler, nih. Untung puasanya udah selesai.🤭
Baca juga: Aku Istri, Bukan Babu
Dulu waktu masih imut-imut, aku suka sekali saat dapat salam tempel. Setelah terkumpul semua uangnya dari budhe-budhe dan bulek-bulek, aku dan sepupu-sepupuku langsung menghitung berapa pendapatan hari itu yang kami peroleh. Dan anehnya, aku selalu dapat uang dengan jumlah yang paling sedikit dibanding sepupu-sepupuku. Apa karena tampangku dulu terlalu menjengkelkan dan kurang imut-imut sehingga dapat jatah lebih sedikit atau gara-gara ibuku kasih uang banyak ke sepupu-sepupuku, entahlah aku gak tau. Bisa jadi gara-gara keduanya.😂
Tapi setelah sudah jadi amit-amit, aku berubah. Aku sudah tidak mengharapkan dapat salam tempel. Itu karena aku sudah terlalu amit-amit untuk mendapatkannya. Budhe-budhe dan bulek-bulek sudah gak sudi memberiku salam tempel lagi. Eh, ya gak gitu juga, se 🙈. Soalnya memang sekarang sudah waktunya aku yang bagi-bagi salam tempel ke sepupu-sepupuku yang masih sekolah dan keponakan-keponakanku yang masih unyu-unyu.
Tidak disangka dan tidak dinyana, ternyata adek-adek kecil itu juga melakukan hal yang sama dengan yang aku dan sepupu-sepupuku lakukan saat masih kecil dulu. Iya, ternyata setelah mereka mendapatkan semua salam tempelnya, mereka juga langsung hitung pendapatannya saat itu juga. Tak ketinggalan juga diwarnai dengan ekspresi jumawa anak yang dapat jumlah uang paling banyak, dan ekspresi melasnya yang dapat jumlah uang paling sedikit. Ternyata zaman sudah berubah, tapi orang pongah masih saja ada. Dan lucunya bakat pongah itu ternyata sudah tumbuh semenjak usia dini😅. Tapi gakpapa sih, lucu soalnya lihat tingkah polah mereka. Lumayan bisa nostalgia masa kecilku dulu. Yang pastinya sih aku bukan jadi pihak yang pongah, lha wong aku dulu selalu kebagian jatah paling sedikit.😂
Baca juga: Deposito: Investasi Rendah Resiko
Lebaran Kali Ini Bakal Beda
Seru banget ya, kalau ngomongin tentang lebaran. Momen yang ditunggu-tunggu gitu, lho. Tapi itu lebaran-lebaran sebelumnya. Kalau lebaran kali ini bakal beda.
Yang bikin lebaran kali ini beda ya gara-gara Corona itu. Ngomong-ngomong Corona adalah virus yang cukup berbahaya, mudah menular dan menyebabkan banyak orang kehilangan nyawa. Oleh karena itu, gara-gara Corona kita harus menerapkan social distancing. Kita harus rela jaga jarak dengan orang lain, termasuk dengan orang tersayang. Karena harus jaga jarak itulah mau tak mau aku batal mudik tahun ini. Paling tidak sampai pandemi Corona ini berakhir.
Baca juga: Jaga Jarak Gara-Gara Corona
Walaupun ada orang yang tetap mudik di lebaran kali ini, tapi aku dan suami tetap kukuh gak mudik. Itu karena kami gak tau di perjalanan saat mudik nanti bagaimana, kalau ada yang positif covid-19 terus kami tertular gimana? Seumpamanya beneran tertular di jalan, bisa-bisa bakalan menulari orang tua yang ada di kampung. Apalagi orang tua dan mertua tergolong rentan karena sudah memiliki penyakit bawaan sendiri-sendiri.
Karena kami gak mudik, itu berarti gak ada kumpul-kumpul bareng keluarga, gak ada makan-makan besar bareng, dan gak ada berbagi salam tempel. Mungkin tetap saling tatap muka, saling maaf-maafan, tapi hanya secara virtual. Kalau dipikir-pikir lebaran kali ini berbeda banget dari lebaran biasanya, ya. Tapi mau gimana lagi, memang kondisinya begini. Semoga pandemi segera berakhir dan semuanya segera membaik. Supaya kita semua bisa segera saling bersilaturahmi secara langsung walaupun momennya sudah bukan lebaran lagi.😄
Baca juga: Gara-gara Corona: Tunda Mudik Lebih Baik
***
Belakangan ini aku sering banget melihat pasar-pasar ramai disesaki orang melalui televisi. Konon katanya banyak orang yang berburu keperluan lebaran di pasar-pasar. Sedih sih, lihatnya. Kami aja sudah bertahan kurang lebih tiga bulan gak keluar rumah kecuali kalau perlu banget. Eh, lha dalah ternyata masih banyak yang cuek dan tetap berkerumun di tengah pandemi seperti ini.
Tapi walaupun begitu kita gak bisa menghakimi mereka atas fenomena tersebut. Bisa jadi ada alasan tertentu atas tindakan mereka. Ingat, kita gak bisa judge isi hati orang, rek. Soalnya isi hati orang itu hanya Allah sama orang tersebut yang tau. Toh kita juga belum tentu lebih baik daripada mereka. Jadi kita-kita yang masih setia di rumah gak usah ngambek dan jangan kapok tetap terapkan social distancing & di rumah aja. Insyaallah apa yang kita semua sudah lakukan gak ada yang sia-sia.
Akhir kata, menjelang lebaran ini aku ingin sampaikan minal aidzin wal faidzin ya, rek. Mohon maaf kalau banyak salah kata yang aku lakukan yang secara tidak sengaja melukai hati kalian. Di hari kemenangan ini, mari kita mulai lagi semuanya dari nol ya, rek.🙏🙏🙏🙏
Wassalamu'alaikum.
Heehehehe, sama banget mba Roem, saya juga waktu kecil punya momen hitung pendapatan hari itu berapa :)))) tapi mungkin karena saya termasuk cucu paling tua, jadi pendapatan saya selalu lebih besar daripada cucu-cucu yang lainnya ~ *bangga* *padahal ujungnya diambil ibu saya uangnya* hahahaha ~
ReplyDeleteEniho, mba Roem sampai sekarang masih imut-imut kok *dibahas* dan saya yakin kebahagiaan dapat uang jajan dari budhe dan bulek akan setara dengan kebahagiaan bisa kasih uang jajan ke para keponakan mba Roem di kampung halaman :3 hihihi. Ohya, meskipun lebaran kali ini akan berbeda karena nggak bisa berkumpul dengan keluarga, semoga hari rayanya tetap memberikan rasa kebahagiaan untuk mba dan keluarga, ya :D have a blessed Eid, mba <3
Timakasi, Mbak Eno, sudah bilang kalau aku ini masih imut-imut. Duh, jadi malu aku. Hehehe.🤭
DeleteIya, mbak. Lihat anak-anak jadi ceria dapat salam tempel rasanya juga gak kalah senang daripada dulu pas masih dapat salam tempel. Apakah ini yang dinamakan bahagia itu menular ya, Mbak? Ngomong-ngomong, mohon maaf lahir batin ya, Mbak Eno.😆😆😆😆🙏
hahahhaa, diri saya udah imut amit aja masih nadah tangan minta angpao ke kakak saya loh, hahahaha :D
DeleteAku sebenarnya juga pengen minta angpao ke kakak, Mbak Rey. Tapi setelah itu aku teringat oleh realita kalau aku anak sulung, gak punya kakak.😂
DeleteAssalamualaikum mbak Roem, mohon maaf lahir dan batin dulu ya.🙏
ReplyDeleteBtw, baru tahu itu namanya salam tempel ya kalo dikasih duit sama budhe, pakdhe, paman dan bibi kalo lebaran.
Iya, memang momen lebaran itu yang paling berkesan saat kecil ya dikasih duit. Biasanya kalo lebaran ganti baju dan celana yang banyak sakunya, tujuannya biar dapat banyak duit.😂
Wa'alaikumsalam, Mas Agus. Aku juga minta maaf ya, kalau banyak kata yang mungkin gak enak di hati, mas.🙏
DeleteWaduh, iya juga ya, mas. Baru sadar, aku. Pantesan dulu sepupu-sepupuku yang laki-laki pakai celana yang banyak sakunya setiap kali lebaran. Ternyata itu alasannya. Maklum, mas, aku perempuan, bajunya gak banyak sakunya. Malah kadang malah bajunya gak ada sakunya sama sekali.😂
Hahaha becanda mbak, mungkin ponakan laki banyak sakunya bukan biar dapat banyak duit tapi biar lega kalo dikasih banyak uang.😂
DeleteAlasannya itu atau supaya gak perlu nitip duit hasil salam tempel ke emaknya, mas? Maklum, kalau nitip ke emak nanti susah diminta balik. 😂😂😂
Deletemelalui tulisan yang berbentuk kalimat ini saya ingin mengucapkan Selamat hari raya idul Fitri 1441 H mohon maaf lahir dan batin :)
ReplyDeleteMohon maaf lahir dan batin juga ya, mas.🙏🙏🙏
DeleteMinal Aidzin Wal Faidzin mohon naaf lahir dan batin mbak Roem .
ReplyDeleteLebaran kali ini memang beda nggak bisalkomplit berkumpul dengan keluarga besar karena banyak yang nggak bisa mudik seperti aku, kakaku nggak bisa mudik jadi nggak bisa ketemu ponakan Sepi lebaran kaĺi ini Tapi memang kita harus berkorban demi kepentingan bersama. Nanti kalau pandemi corona sudah berlalu kita bisa saling bersilaturahmi dan berkumpul lagi antar keluarga besar. Sabar ya rek..🙂
Iya, Mbak. semoga pandeminya segera berakhir ya, Mbak. Sudah kangen keluarga soalnya. Mau pulang tapi gak bisa. Takut ketularan atau menulari orang lain.😭
DeleteWaalaikum salam mba roem,
ReplyDeleteMinal aidzin walfaidzin ya, mohon maap lair batin, kali pernah ada terselip kilap waktu komen hihihi
Eng...lebaran kali ini beda, sepi, tapi harus tetep ceria dong, kan berdua si ayang, eeeeh
Klo baca paragrap terakhir aku ngambeg ga ya, ngliat masih ada yang menganggap enteng covid sementara aku 3 bulan ga kemana2..hiks..,ya dibilang kecewa pasti ada lah ya..., mungkin sedikit ngelus dada
Tapi kembali lagi ketika aku memposisikan diri sebagai mereka yang masih keluar2 namun dengan catatan karena mencari nafkah, it's okey, selama bukan asal klayapan dan ga menerapkan protokol kesehatan ya apabila yang cari kerjanya demi dapur ngebul terpaksa keluar rumah, aku sangat maklum...
Tapi klo klayapan tanpa sebab urgent, nah itu yang bikin ku kadang ngelus dada. Tapi ya wes lah ahaha, moga2 aja kita semua diberi kesehatan selalu ya, yang penting kita uda ikhtiar terbaik, insyaalloh sebisa kita
kelayapan seperlunya aja ya mba haha
Delete@Mbak Nita: Iya, Mbak Nit. Mohon maaf lahir batin juga ya, Mbak.😆
DeleteSama, Mbak. Waktu ada berita pasar dan mall dipenuhi orang belanja kebutuhan lebaran aku juga jadi gemes sendiri. Kok tega-teganya mereka melanggar himbauan social distancing, sementara kita-kita patuh di rumah aja walaupun bosan setengah mati. Tapi kalau dipikir-pikir aku gak bisa berbuat banyak juga. Sudah koar-koar harus social distancing, patuhi psbb di mana-mana tapi tetep banyak juga yang masih berkerumun di pasar atau mall. Mudah-mudahan aja gak kenapa-napa ya, Mbak Nit. Moga aja pandemi ini tetap bisa segera berakhir...😔
@Mas Arenapublik: kalau ke pasar buat beli bahan makanan atau ke apotek buat beli obat kyknya gakpapa, mas. Asal masih menerapkan protokol kesehatan dengan baik.😄
Wa'alaikumsalam
ReplyDeleteSalam tempel saya pikir istilah itu hanya ada waktu kondangan ternyata waktu lebaran juga ada yang namanya salam tempel.
Waktu kecil lebaran itu moment yang paling ditunggu karena bisa banyak dapat duit buat jajan dan beli mainan kalau sekarang kebalikannya..hihihi
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1441 H
Mohon maaf lahir dan batin apabila ada salah kata dalam berkomentar
Iya sama sama mas kal El, aku juga minta maaf kalo banyak salah selama ini.🙏
DeleteEh, ini kok malah saya yang balas.😂
@Mas Kal El: sama-sama ya, mas. Aku juga minta maaf kalau ada salah kata.
Delete@Mas Agus: Makasih, mas. Udah bantu balesin komentarnya, ya. Berasa sudah punya anak buah buat jadi asisten admin blog ini deh. Hehehe. *Kabooooooor 🏃🏃🏃
Lebaran kali ini mau ngga mau, kudu atau haeus cukup menyampaikan salam cukup melalui layar gadget saja demi ikut mengurangi paparan virus.
ReplyDeleteNgga ada acara salam 'tempel' uang.
Cukup ditransfer ajah 😁
Tapi kalau transfer ke masing-masing rekening keponakan dan sepupu bisa habis banyak biaya admin nih, Mas. Maklum, rekeningnya pake bank yang beda-beda.😂😂😂
DeleteSelamat Idul Fitri mbak, mohon maaf lahir batin. Sedih juga mba, tahun ini aku ga bisa kumpul keluarga. Semoga badai corona lekas berlalu, aamiin
ReplyDeleteSama-sama, Mbak Maria. Mohon maaf lahir dan batin juga ya, kalau aku ada salah ke Mbak Maria. 😊
DeleteAamiin. Semoga pandeminya segera berakhir ya, Mbak. Supaya kita-kita bisa kumpul bareng keluarga lagi. Aku juga sedih nih, Mbak, kalau lebarannya sepi kyk gini.😭
mohon maaf lahir batin mba roem :D dimaafin ya saya selama nge blog ini
ReplyDeleteIya, Mas. Sama-sama, ya. Aku juga minta maaf kalau banyak salah.😊
Deletehuhuhuhu saya ngga pernah dapat salam tempel seumur-umur hahaha.
ReplyDeleteNantilah punya anak, baru merasakan anak dikasih amplop ama bude dan tantenya setiap lebaran.
Sekarang anak udah 2, amplopnya jadi banyak hahahaha.
Akan tetapiiiii, sama aja sebenarnya, soalnya kudu ngasih ponakan-ponakan yang banyaknya kek anak ayam hahaha.
Jadi sebenarnya setiap lebaran itu kayak kita muterin duit aja.
Bahkan nggak jarang, karena saya nggak pernah tukar uang kecil, saya tunggu amplop anak-anak dulu dikasih orang, terus saya ambil buat ngasih ke ponakan lainnya hahahahahaha
Bener banget, Mbak Rey. Sebenernya sih cuma muter-muterin duit aja. Tapi anak-anak tuh gak tau, jadi mereka happy-happy aja. Di sisi lain emak-emaknya duitnya habis banyak. Tapi ngomong-ngomong walaupun begitu masih seneng juga, Mbak Rey, kalau lihat anak-anak kecil seneng gitu. Kyk nya senengnya itu bisa nular.😆
Deletehahahhaa, iyaaa... meskipun kalau anak-anak saya mah, duitnya masuk dompet mamaknya juga, trus nggak protes juga kalau saya pake, kasian sih sebenarnya, harusnya saya masukin ke bank aja langsung :D
DeleteMaaf lahir batin mbak. Selamat lebaran. Semoga pandemi ini segera berlalu ya.
ReplyDeleteLebaran kali ini memang berbeda. Itu dirasakan oleh hampir semua orang. Apalagi yang ada di perantauan seperti saya. Ada rasa rindu sekaligus haru, bukan cuma soal makanan tapi juga rasa. Ingin rasanya pandemi ini cepat berlalu dan semua kembali normal seperti sedia kala 😷🙏
Sama-sama, mas. Mohon maaf lahir dan batin juga, ya.🙏
DeleteBener banget, mas. Memang sedih sekali lebaran gak pulang kampung. Tapi mau gimana lagi, sekarang sedang pandemi. Untuk kebaikan diri sendiri dan keluarga kita jadi gak mudik dulu. Tapi semoga pandeminya segera berakhir ya, mas. Supaya kita bisa segera melepas rindu ke orang tersayang.
Btw kmrin aku masih dapat salam tempel mbak. Wkwkwk
ReplyDeleteIya beda bgt lebaran tahun ini. Nggak mudik. Nggak bisa seseruan bareng keluarga besar :(
Btw maaf lahir batin ya mbak Roem
Sama-sama, Mbak El. Mohon maaf lahir dan batin juga ya, Mbak El, kalau aku banyak salah ke Mbak Ella.
DeleteDan semoga pandemi ini segera berlalu ya, Mbak. Soalnya udah kangen banget sama keluarga di kampung. Duh, jadi sedih aku tuh kalau ingat mereka.😭
Halo Mbak Roem, selamat hari raya Idul Fitri ya 😊🙏 meski tahun ini lebarannya berbeda dan nggak bisa kumpul rame-rame dulu, semoga Mbak Roem dan keluarga tetap melewati hari raya dengan sukacita ya ❤
ReplyDeleteSoal pendapatan hari raya itu aku alami juga tiap Imlek, begitu menikah dan gantian yang memberi kok lumayan berasa yaa. Apalagi suamiku itu anak bontot jadi ponakannya udah banyaaak 😝
Wah, sama, Mbak Jane. Kalau lebaran, orang yang sudah nikah juga mulai gantian beri salam tempel ke keponakan dan sepupu-sepupu yang masih kecil. Tapi walaupun harus keluar uang kalau lihat ponakan-ponakan senang, kita-kita jadi ikut senang juga.😆
DeleteHahaha jadi ikut nostalgia jaman kecil dulu. Kayanya kebiasaan anak indonesia pas lebaran sama semua ya 😂 tahun ini jadi lebaran pertama gak mudik ke rumah nenek setelah hampir 1/4 abad. Sepi rasanya gak ada kumpul-kumpul saudara. Tapi alhamdulillah kemarin sempat video call bareng2 jadi lumayan bisa mengobati rasa kangen...
ReplyDeleteSama, Mbak. Ini juga kali pertama aku lebaran gak kumpul bareng keluarga besar. Rasanya sepi sih. Tapi untung sekarang teknologi udah maju, jadi kita bisa tetap bersilaturahmi walaupun gak ketemu secara langsung😄
DeleteEh kemana ini mbak Roem kok ngga pernah update lagi, sepertinya lagi merintis bisnis online nih.😄
ReplyDeleteLagi sibuk nih, mas Agus. Sibuk menggemukkan diri sendiri. Makan dan tidur sepanjang hari.😂
Deletemeskipun telat: selamat hari raya idul fitri, maaf lahir dan bathin.
ReplyDeleteSama-sama, mas. Aku juga mohon maaf sebesar-besarnya kalau ada salah, ya.
DeleteAssalamualaikum mba roem 😁 telat banget saya mampir kesini, aduh baru liat ada postingan baru
ReplyDeleteMohon maaf lahir dan batin ya mbaaa..🙏😅
Lebaran saya juga agak beda mba tahun ini, biasanya kan anak-anak suka dapet salam tempel dari nenek, om dan tantenya setiap silahturahmi, tp skrg berhubung gak kemana-mana jadi emaknya gak dapet setoran thr dari anak-anak di hari lebaran 😂😁 (soale masih anak kicik semua, jadi emaknya yang ngembat *eh yang nyimpen maksudnya hihihi...
Sama-sama, Mbak Rini. Aku juga minta maaf kalau banyak salah ke Mbak Rini, ya.
DeleteDuh, aku jadi ingat masa kecilku dulu deh, Mbak Rin. Kalau dapat salam tempel pokoknya aku gak mau titip uangnya ke ibu. Ntar susah banget diminta balik. Kalau bisa balik pun nominalnya berkurang. 😅
Met lebaran mb Roem. Maaf lahir batin yah.
ReplyDeleteAih saya setuju banget untuk tidak menghakimi orang lain hanya karena tidak sama dengan cara pandang kita.
Semoga covid ini segera berakhir ya dan kita semua terbebas dari keadaan yang tidak biasa ini
Aamiin, Bang.
DeleteMohon maaf lahir dan batin juga ya, Bang Day.:-)
selamat lebaran mba roem, minal aidzin wal faidzin
ReplyDeletedulu aku suka ngitung ngitung pendapatan salam tempel juga hahaha, dan seingatku hasil dari salam tempel ini aku belikan meja belajar, jaman dulu hitsnya model meja belajar apa ya, itu yang hits itu pokoknya, sampe lupa merknya wkwkwk
trus liat bapak ibuku bagi bagi ke anak tetangga juga yang sama sama kecil, mereka seneng banget, padahal taun 90an duit 1000, 2000 udah banyak banget
Minal aidzin wal faidzin juga ya, Mbak Ainun. Maafkan daku jika daku punya banyak salah ke Mbak Ainuuuuun.🙏
DeleteEh, iya juga ya, Mbak. Dulu uang 1000, 2000 aja udah banyak banget. Aku ingat dulu waktu sekolah uang saku 500 rupiah sehari aja gak habis-habis sampai sisanya bisa dibuat nabung. Eh, sekarang uang saku anak-anak masa kini 5000 kyk gak ada artinya.😄