Wednesday, April 22, 2020

Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli


Assalamu'alaikum.

Kalau dihitung-hitung sudah lebih dari sebulan sejak pertama kali pemerintah menghimbau masyarakatnya untuk di rumah aja. Berarti sudah lebih dari sebulan itu aku di rumah aja. Pantesan, sudah mulai ada unek-unek yang kurang enak yang muncul di otakku. Untung kemarin sudah sempat sambat (Jawa: mengeluh). Hehehe.

Tidak diragukan lagi, ada beberapa hal yang aku gak suka setelah ada Corona. Hidupku serasa kurang enak, akhirnya aku sambat-sambat kemarin. Tenang, rek. Aku bukan tipe orang yang selalu sambat, kok. Jarang banget aku sambat. Di dunia nyata aja jarang sambat, apalagi di dunia maya. Dan akhirnya setelah ngempet (Jawa: menahan diri) gak sambat begitu lama, sambat-ku keluar juga kemarin. 


Ternyata sambat itu enak lho, rek. Serius. Rasanya hati ini jadi lebih lega. Ternyata sesekali sambat gak ada salahnya. Sepertinya sambat ini memang diciptakan supaya kita bisa berhenti sejenak untuk berpura-pura kuat. Pura-pura kuat itu berat, rek. Yang berat-berat biar ditanggung Dilan aja. Sementara kita sesekali sambat gakpapa untuk melepaskan beban berat itu sejenak. Setelah sambat, yaaaa lanjut pura-pura kuat lagi.😂

Setelah Sambat Lalu Apa? "Mikir!"

Adanya Corona membuat kita merasa hidup kita berubah. Berubah menjadi lebih berat daripada biasanya. Jadi sambat lah sebentar untuk melepas beban itu, rek.

Sudah selesai sambat-nya? Hati jadi lebih enteng kan? Nah, setelah hati lebih enteng mari kita tarik napas kuat-kuat, lalu hembuskan. Bagaimana rasanya? Segar, bukan? Udara jadi lebih segar daripada sebelum Corona ada. Ternyata tingkat polusi udara turun di wilayah-wilayah yang masyarakatnya patuh menerapkan pembatasan sosial atau bahkan lockdown. Bumi jadi bernapas lebih baik lagi. Kalian tau itu gara-gara apa? Ya, gara-gara Corona. Baik juga ya, Corona.🤭

"Tapi Corona kan bikin banyak orang meninggal. Bagaimanapun juga nyawa setiap manusia itu berharga. Pokoknya Corona ini jahanam!!!"


Iya, gara-gara Corona banyak yang meninggal. Aku tau. Tapi pernah kepikiran gak, kalau mungkin saja Tuhan menciptakan Corona agar kita bisa menjadi lebih manusiawi. Mungkin saja Corona ada supaya kita, manusia, lebih peduli.

Mungkin Corona Ada Supaya Manusia Lebih Peduli

Ingat gak, rek, ketika sebelum ada Corona kita sibuk sendiri-sendiri. Kita sibuk memperkaya diri sendiri tanpa peduli dengan alam, tanpa peduli dengan orang lain. Kita berlomba-lomba membeli kendaraan bermotor tanpa peduli bagaimana kendaraan-kendaraan kita merusak kualitas udara. Kita berlomba-lomba mengenyangkan perut kita masing-masing, tanpa peduli kalau masih banyak orang yang bingung karena gak ada uang untuk beli makan. Kita gak pernah peduli apapun, kita hanya peduli dengan diri kita masing-masing. Kita serakah. Kita egois.

pexels/Dazzle Jam
Kemudian Corona tiba. Dia menyebarkan penyakit dengan sangat masif. Banyak orang yang positif tertular virus ini. Banyak pula yang meninggal karena dia. Saking mengerikannya virus ini, sehingga kita semua dihimbau untuk di rumah aja supaya jumlah penularan dapat ditekan.


Kita masih beruntung. Aku yakin yang membaca tulisanku ini semuanya masih punya uang untuk bertahan hidup di kondisi yang serba gak enak ini. Bagaimana bisa dibilang gak punya uang? Lha wong kalian masih bisa online, masih bisa baca tulisanku, itu artinya kalian masih bisa beli kuota internet. Setahuku beli kuota internet itu pakai uang, gak pakai daun. Kita pun masih beruntung karena kita masih punya tempat berlindung. Kita bisa merasa lebih aman di rumah. Di rumah aja dan menerapkan jaga jarak sosial membuat kita memiliki kemungkinan lebih kecil untuk tertular Corona. Beruntung banget kita pokoknya.

Lalu lihat di luar rumah kita. Masih banyak yang memaksakan diri untuk bekerja. Bukan karena ingin memperkaya diri, tapi memang kalau mereka gak kerja mereka gak bisa makan. Jangankan beli kuota internet, buat ngisi perut aja susah. Jangankan bisa merasa aman di rumah masing-masing, bahkan banyak di antaranya gak punya rumah untuk berlindung.

pexels/abhishek goel
Kita semua tau, penyebaran penularan Corona ini semakin cepat apabila masih banyak orang yang berkumpul, masih banyak orang yang berinteraksi sosial. Itulah sebabnya ada himbauan untuk di rumah aja. Nah, kita sih bisa di rumah aja. Kalau mereka, orang yang gak seberuntung kita gimana nasibnya? 

Aku yakin banyak di antara mereka bahkan gak tau apa yang sedang terjadi sekarang ini. Bagaimana kalau mereka semua yang di luar rumah itu tertular Corona? Emang kita tega? Atau kalau kita masih berpikiran egois, coba renungi ini: "Kalau di luar sana masih banyak penularan, lalu sampai kapan pandemi ini berakhir? Kita gak mau kan kondisi serba gak enak ini berlangsung lama? Pengen kondisi segera membaik, kan? Pengen segera mengumpulkan kekayaan lagi, kan?"

Mari Bantu Mereka Supaya Tidak Tertular

Pemerintah sudah menyiapkan bantuan untuk orang-orang yang belum beruntung ini. Bahkan di beberapa daerah bantuan itu sudah mulai dibagikan. Ternyata tidak hanya pemerintah, beberapa organisasi juga sudah mulai bergerak untuk turun langsung membantu orang-orang yang kurang beruntung ini.

Tapi apa itu saja cukup? Mengingat orang-orang tidak beruntung itu jumlahnya sangat banyak sekali. Kita pun harus ikut terlibat untuk membantu. Pokok jangan sampai adanya Corona dan pembatasan sosial mematikan nilai kemanusiaan kita. Gak usah khawatir, walaupun kita cuma orang biasa, bukan anak sultan, kita masih bisa bantu, kok. Yuk simak apa yang kita bisa lakukan untuk mereka.

1. Bantu Keluarga

Sebelum membantu orang lain, coba lihat kondisi orang terdekat dulu. Bagaimana dengan orang tua, bulik, paklik, budhe, pakdhe kita? Mungkin ada di antara mereka yang butuh bantuan kita. Jika ada, maka lebih dahulukan mereka sebelum membantu orang lain. Bagaimanapun juga kita harus memastikan keluarga kita aman terlebih dahulu sebelum memikirkan orang lain.

2. Bantu Tetangga

Lalu amati tetangga kita. Apakah ada yang kondisinya semakin terpuruk setelah adanya Corona. Kita bisa kok meringankan beban mereka. Kita bisa melebihkan belanjaan kita saat di pasar, lalu saat perjalanan pulang kelebihannya itu kita berikan kepada tetangga kita yang kesulitan. Atau kalau kita gak punya kelebihan uang, kita bisa berikan mereka masker. Yang kain saja, gak mahal kok. Masih banyak yang jual di bawah 10ribu per biji. Kalau mereka terpaksa harus bekerja untuk mengisi perut, paling tidak mereka bisa melindungi diri mereka menggunakan masker.

3. Bantu Orang Lain Yang Kurang Beruntung Dengan Berdonasi

Sudah bantu keluarga dan tetangga ternyata kita masih ada rezeki yang berlebih? Alhamdulillah. Berarti kita masih bisa membantu orang lain yang kurang beruntung di luar sana.

Menurutku cara paling aman untuk membantu orang yang kurang beruntung di luar sana sekarang ini adalah dengan cara berdonasi mengingat kita dihimbau untuk tetap berada di rumah. Dengan berdonasi, kita tak perlu keluar rumah, tapi sedikit rezeki yang kita berikan bisa sampai ke orang yang membutuhkan. Gak perlu berdonasi dengan uang yang banyak, kok. Cukup seikhlas dan semampu kita saja.

4. Tetap Berada di Rumah

Kita masih punya rezeki, tapi ternyata hanya cukup untuk menghidupi diri sendiri? Gakpapa, kita tetap bisa membantu orang lain tanpa harus mengeluarkan uang. Caranya adalah mentaati himbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah.

Dengan tetap berada di rumah, kita sudah berkontribusi dalam penekanan jumlah penularan Corona ini. Kita sudah membantu orang lain untuk menurunkan kemungkinan mereka terinfeksi virus ini.

Sembari kita tetap berada di rumah, kita juga bisa membagikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain. Kita tetap bisa saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu menjaga kesehatan, menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan selalu menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah.


Meskipun sempat sambat, jangan lupa untuk segera bersyukur. Bagaimanapun juga kondisi kita masih lebih beruntung daripada banyak orang di luar sana. Mungkin Corona ada untuk mengajarkan kita berbagi. Mungkin Corona ada untuk memaksa kita peduli terhadap orang yang kurang beruntung daripada kita. Mungkin Corona ada untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang pernah kita perbuat.

Aku sempat berpikir. Apa mungkin Corona ini sebenarnya bukan virus. Bahkan malah sebaliknya, Corona adalah suatu anti virus yang diciptakan oleh Tuhan. Sedangkan virus yang harus diberantas anti virus ini adalah keserakahan dan keegoisan kita para manusia..

Wassalamu'alaikum.

Sumber:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/17/190300123/dampak-pandemi-virus-corona-pada-lingkungan-polusi-udara-global-turun?page=all#page3
https://m.liputan6.com/global/read/4217476/headline-polusi-udara-sejumlah-negara-turun-saat-pandemi-corona-bagaimana-indonesia

14 comments:

  1. ada benarnya…..selama ini kita terkadang "egois," dengan Corona membuat kita sadar...semoga.

    Mantap artikelnya….Siip

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga setelah pandemi ini selesai kita semua menjadi orang yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih peduli.🙏

      Delete
  2. Begitulah, aku terkadang juga kepikiran bagaimana nasib orang yang jauh berada di bawah kita, misalnya gelandangan.
    Rawankah mereka terpapar ?.
    Dan positif dapat bantuan dana pemerintahkah ?.

    Sedih kalau ingat itu ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi belakangan ini banyak yang memberitakan bantuan dari pemerintah masih banyak yang gak tepat sasaran nih, mas. Jadi kasihan kalau yang beneran butuh bantuan malah gak dapat.☹️

      Delete
  3. Salah satu berkah dari virus Corona adalah bumi jadi sedikit bersih mbak, di China polusi udara menurun drastis karena pabrik yang membuat pencemaran udara berhenti beroperasi. Begitu juga dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang polusinya juga menurun karena banyak negara melakukan lockdown.

    Selain itu, efek lainnya adalah orang juga mulai sadar kebersihan, sekarang banyak orang pakai masker, bukan hanya ibuk ibuk saja sekarang yang pakai masker biar awet muda, orang muda juga sekarang banyak pakai agar lebih imut imut.

    Tapi efeknya menurut kajian, tahun 2021 dan 2022 akan ada krisis ekonomi global yang parah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nganu, mas. Mas Agus juga ikut-ikutan pakai masker itu gak? Supaya tambah kelihatan muda gitu. Siapa tau bisa tambah glowing juga. Hehehe.😂

      Tapi moga-moga jangan sampai selama itu deh, mas, krisis ekonominya. Semoga setelah corona berakhir semuanya berangsur membaik.

      Delete
    2. Aku pakai masker mbak, tapi bukannya awet muda tapi malah kulit jadi belang belang kalo masker nya dicopot.😂

      Delete
    3. Hidungnya ikut belang belang gak, mas? Eh, kabuuuur 🏃🏃🏃🏃

      Delete
  4. Aaah, artikel ini mendukung sekali dengan gerakanku dan teman-teman yang tengah berjuang membantu mereka yang tak mampu untuk bisa tetap bertahan di kehidupan saat ada Corona begini Kak.

    Mohon doanya juga ya Kak.

    Terima kasih sambatannya yang juga aku rasakan Kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga lancar gerakannya ya, Mbak Einid. Semoga semakin banyak orang yang terbantu. Dan semoga teman-teman yang berjuang senantiasa diberikan kesehatan dan selalu dilindungi Allah. Aamiin.

      Semangat terus ya, Mbak.😆😆😆

      Delete
  5. aku mewek mbak waktu baca berita pekerja yang pabriknya tutup dan mereka ga bisa bayar kosan, trus tidur nggelandang, sampai segini efek dari corona. terus pekerja yang dirumahkan udah sebulanan, dan ga digaji. apalagi biasanya musim ramadhan seperti ini perusahaan ritel meraup bonus yang lumayan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Ikut sedih juga aku. Padahal setiap kali belanja baju buat lebaran pasti aku geleng-geleng keheranan karena setiap kali akan lebaran perusahaan ritel pasti ramai pengunjung sampai harus sewa pekerja tambahan. Kali ini yang terjadi malah sebaliknya. Semoga semuanya segera membaik, Mbak. Supaya kita bisa bekerja dan beraktivitas seperti biasanya.

      Delete
  6. Tidak ada sesuatu tanpa hikmah ya, bahkan di tengah keadaan yang serba sulit sekarang ini.
    Allah tidak pernah salah dan asal memberikan sesuatu, entah itu musibah ataupun rezeki.
    Semangat terus, berpikiran positif, berdoa dan berusaha agar virus ini segera musnah dan kita semua memetik hikmahnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.🙏
      Semoga kita semua juga diberikan kesehatan ya, Mbak Rey.

      Delete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search