Assalamu'alaikum.
Rasanya aneh aku posting khusus cerita tentang jerawat. Karena saat masa puber, dimana teman-teman jerawatan, aku gak jerawatan. Saat awal usia 20an pun begitu, tak ada jerawat membandel di wajahku. Wajahku selalu terlihat mulus bagaikan pantat bayi. Rasa-rasanya Allah menciptakan kulit wajahku bebas dari jerawat. Tetapi semuanya berubah sejak negara api menyerang saat itu.
Banyak hal yang bisa menyebabkan wajah jerawatan. Bisa karena gak cocok skinker, gak cocok shampoo, karena makanan, karena PMS, karena stress dan lain sebagainya. Tetapi yang menjadi awal mula timbulnya jerawat bukan karena gak cocok menggunakan produk kecantikan, melainkan karena masalah hormon. Yup, awal mula aku jerawatan ketika aku hamil. Dan karena hamil, aku gak bisa menggunakan kosmetik tertentu, khususnya yang memiliki efek menyembuhkan jerawat. Karena skinker yang memiliki manfaat menyembuhkan jerawat rata-rata memiliki kandungan yang tidak baik untuk janin.
Karena jerawat tak boleh diobati, jerawat pun kian tumbuh subur di wajahku. Tetapi setelah anakku lahir, ajaibnya semua jerawatku menjadi kempes dan kering. Hanya tinggal bekasnya saja.
Cerita tentang jerawatku ini tak berhenti sampai situ saja, kawan-kawan. Karena satu dan lain hal, obsgyn memberikanku obat penghenti ASI. Obat itu memberikan efek yang lumayan keras. Tubuhku menjadi lemas, kepala pening, beberapa kali pingsan, tidak bisa tidur di malam hari dan itu cukup membuatku stress. Ditambah lagi saat itu emosiku sedang tidak terkontrol, jadi tingkat stress nya semakin menjadi. Mungkin karena stress itu wajahku kembali berjerawat. Dan jerawatnya bahkan lebih parah daripada sebelumnya.
Lalu, Apakah Merasa Malu Punya Wajah Penuh dengan Jerawat?
Tentu tidak nyaman ketika banyak orang memperhatikan wajahku dengan seksama. Tepatnya sih bukan memperhatikan wajahku ya, melainkan jerawat yang tumbuh subur di wajahku.
"Ya, ampun. Wajahmu kenapa?? Kok jerawatnya gak ilang-ilang sih?? Kan anakmu sudah lahir.."
Atau
"Kamu kena cacar ya??" (Karena bekasnya hitam-hitam mirip bekas cacar)
Dan banyak lagi kata-kata orang tentang wajahku ini. Sepertinya di wajahku tidak ada mata, hidung, dan mulut, hanya ada jerawat saja. Kenapa orang-orang itu hanya fokus ke jerawatku saja. 😅
Sebenarnya aku tak merasa malu dengan adanya jerawat yang memenuhi wajahku. Hanya saja aku takut suamiku malu punya istri yang wajahnya penuh dengan jerawat sepertiku. Tapi kok doi sepertinya biasa aja, dan masih sering ajakin aku jalan. Padahal saat keluar rumah aku tak menggunakan foundation untuk menutup jerawatku, takutnya menyumbat pori-pori wajah dan malah menambah parah masalah jerawat di wajahku. Akhirnya aku bertanya ke doi, apa doi malu kalau istrinya jerawatan. Dan doi jawab:
"Nggak kok. Walaupun jerawatan, kamu tetap syantik kok, zheyeng."
Wedew, klepek-klepek aku jadinya. Aku syantik katanya. Walaupun aku tau doi ngomong begitu hanya untuk menyenangkan hatiku, alias nge-gombal dan tidak serius (kelihatan dari caranya ngomong yang di-alay-alay-in) tapi setidaknya aku tahu doi gak malu jalan bareng orang berjerawat. Hehehe. Lega rasanya.
Lalu Kenapa Setelah Jerawatan Gak Pernah Upload Foto di Sosmed? Malu Ya?
Enggak dong. Setelah jerawatan memang aku gak pernah upload foto di sosmed. Tapi alasannya bukan karena aku malu dengan wajahku yang penuh jerawat. Melainkan karena aku sudah menghapus aplikasi sosmed di hapeku. Alasannya? Karena aku gak kuat mental membuka sosmed, terutama Instagram. Banyak temanku yang upload tentang sesuatu atau memamerkan sesuatu yang sebenarnya aku punya, tapi punyaku sudah tidak ada lagi. Jadi setiap aku melihat foto-foto itu aku jadi sedih dan menangis terus-menerus teringat kepunyaanku yang sudah tidak ada lagi itu. Nah, kalau gak punya aplikasi sosmed, terus gimana caraku upload foto di sosmed? Hehehe.
![]() |
Aku saat September 2019 |
Salam,
Pejuang Jerawat
Wahhh saya sih saya biarin aja nnti juga bakal ilang sendirir wueehehe, tapi tetep basuh muka dan rawat muka setiap hari,. Yang penting jangan sampe dipegang oleh tangan, kalo gak menghitam atau malah bertambah
ReplyDeleteItu tuh, Bang, yang susah di aku. Susah nahan nafsu buat pengering semua jerawatnya. Jadilah mukaku hitam-hitam semua.😅
DeleteMBAAKKK SAMAAA!!!
ReplyDeletesaya sebenernya udah kenal jerawat sejak lama. Tapi saat itu saya gak tinggal diam, saya berusaha pake skincare untuk perawatan jerawat. Nah sekarang lagi hamil harus stop skincare tersebut tapi jerawat tetep stay huhu berasa helpless banget tapi gak apa-apa demi adik bayi diperut :))))
Saya lebih merasa jadi beban karena muka suami saya lebih bersih dari saya huhu kadang malu kok suaminya bersih istrinya jerawatan
Wah, selamat ya, Mbak Nike. Semoga sehat selalu buat Mbak Nike dan dedek bayi dalam perut ya.🙏
DeleteKalau perempuan lagi hamil, walaupun jerawatan tetep syantik kok, mbak.😉
Saya juga dulu nggak pernah jerawatan, jerawatan malah setelah usia 20 tahunan. Kata orangtua itu karena masalah hormon, kalau mau hilang kudu buru-buru nikah😂
ReplyDeleteAseeeeek, kode-kode orang tua pengen nimang cucu tuh, mbak. Hayuk, calonnya segera diajakin ketemu ortu.😆
DeleteSayapun bukan pemilik wajah berjerawat, tapi pernah suatu waktu karena hormon jerawat menyerang, tapi ga parah-parah banget sih sebenarnya.
ReplyDeleteNggak tahu kenapa kok ya, kayaknya justru yang wajahnya sering tanpa jerawat, sekali berjerawat semua jadi rempong liatnya hahaha
Nah, itu tuh, Mbak. Kenapa orang-orang jadi ikutan rempong waktu orang yang sering gak jerawatan jadi berjerawat. Mungkin karena sebelumnya gak perah jerawatan kali ya.🤔
Delete